Skip to main content

JEMBATAN JARIK LURIK (Jembatan Awet Ringan Kokoh Laminasi Bambu Ori Kekang)

JEMBATAN JARIK LURIK
(Jembatan Awet Ringan Kokoh Laminasi Bambu Ori Kekang)

Moh.Faisal Faris1, Azwar Pahmi2 , Arswendy Primadianto3,
Yogie Ervanata4 dan Dody Surya Laksana5

1,2,3,4,5Jurusan Teknik Sipil, Universitas Negeri Malang, Jl.Semarang 5 Malang

ABSTRAK
Jembatan adalah suatu konstruksi yang dibuat untuk menghubungkan jalur transportasi yang terputus akibat adanya suatu rintangan. Salah satu jenis jembatan adalah jembatan beton. Jembatan Jarik Lurik adalah jembatan beton  ringan untuk pejalan kaki. Tipe Deck type girder jembatan gelagar dengan pelat lantai diletakkan diatas gelagar sebagai konstruksi utama. Jembatan Jarik Lurik juga ramah lingkungan dengan bahan tambahan busa klerak, tulangan laminasi bambu ori dan desain yang berwawasan budaya nasional. Pengekang pada balok gelagar area jalur tekan (confaimen) yaitu model perlakuan kusus untuk beton dengan fc yang rendah. Penambahan pengekan dapat merubah pola keruntuhan pada balok gelagar. Jembatan ini memiliki spesifikasi panjang 320 cm lebar 80 cm dan tinggi gelagar 20 cm dengan lebar gelagar 10 cm. Dari hasil pengujian pada pembebanan 325 kg lendutan yang bekerja sebesar 4,15 mm. Hal ini dikarenakan type jembatan bukan monolit atau satu kesatuan sehingga lendutan terbesar disumbangkan oleh keberadaan sambungan. Hasil pengujian tersebut mengindikasikan perlu perlakuan khusus pada sambungan elemen precast.

Kata kunci : Jarik Lurik, Laminasi, Pengekang, Beton ringan.

The bridge is a construction to connect the transportation. One type of bridge is a concrete bridge. Jarik Lurik bridge is bridge for pedestrians made from lightweight concrete. Type bridge is deck type girder  with plate girder placed on the floor and the main construction as girder. Jarik Lurik Bridge also environmentally friendly with extra foam material klerak, Ori bamboo laminate reinforcement and design-minded national culture. Restraint on the girder beam path area press (confaimen) is a model for the special treatment of concrete with a low fc. Addition confaimen can change the pattern of the beam girder collapse. This bridge has a length of 320 cm specifications 80 cm wide and 20 cm high girders with girder width 10 cm. The fact of the test results in the imposition of 325 kg deflection of 4.15 mm This is because the type of bridge is not a monolith or a single unit so that the largest deflection donated by the existence of a connection. The test results indicate the need for special treatment in connection precast elements.

Keywords: Jarik Lurik, Laminate, Confaimen, Lightweight Concrete.



A.      PENDAHULUAN
1.        Latar Belakang
Jembatan adalah suatu konstruksi yang dibuat untuk menghubungkan jalur transportasi yang terputus akibat adanya suatu rintangan. Wilayah di Indonesia memiliki karakteristik tanah yang berbeda-beda, maka diperlukan perhatian khusus pada perencanaanjembatan. Hal tersebut menjadi penting karena berkaitan dengan kestabilan struktur.Pada empat tahun terakhir 2007-2011, jumlah jembatan yang ambruk di Indonesia mencapai 13 kasus (www.okezone.com,2014). Kasus terakhir adalah ambruknya jembatan Taman Ismail Marzuki (TIM). Hal ini tidak sesuai dengan Undang-Undang Konstruksi yang mensyaratkan umur jembatan harus lebih dari 20 tahun.
Salah satu tipe jembatan adalah girder bridge (jembatan gelagar). Jembatan gelagar terdiri Deck type girderjembatan gelagar dengan pelat lantai diletakkan diatas gelagar sebagai konstruksi utama. Jembatan gelagar digunakan untuk tipe jembatan bentang pendek 15-20 meter. Jumlah jembatan yang berbentang pendek di Indonesia tercatat mendominasi dengan posentase 78%. Jenis jembatan yang ada di Indonesia terbanyak adalah tipe jembatan gelagar dengan jumlah 11.384 buah atau sekitar 69%. Jembatan gelagar adalah jembatan tipe balok, (www.wiryanto.wordpres.com,2008).
Oleh karena itu, seperti halnya jembatan untuk bentang panjang, jembatan untuk bentang pendek harus didesain aman dan sesuai dengan umur rencana. Jembatan selain sebagai alat penghubung dapat pula menjadi ikon daerah atau ciri khas dari suatu daerah.  Seperti halnya jembatan gelagar dengan nama JARIK LURIK. Jembatan jarik lurik memiliki filosofi kebudayaan Indonesia, nama jarik dipilih karena keberadaan jarik tidak bisa terlepas dari kehidupan masyaraka Indonesia. Selai itu jarik ringan sesuai dengan jembatan ini yang menggunakan beton ringan. Sifat kokoh jembatan karena penggunaan pengekang pada area tekan. Bangunan ramah lingkungan adalah suatu kewajiban di era modern. Jembatan jarik lurik selain ramah lingkungan dengan pengunaan bahan tambahan busa kelerak dan penggunaan tulangan laminasi bambu ori,selain itu juga berwawasan nusantara dengan penambahan gapura bali puputan di ujung jembatan.
2.      Manfaat untuk waktu yang akan datang
1.    Manfaat bagi mahasiswa :
a.    Sumber referensi bagi mahasiswa lain untuk penelitian lebih lanjut.
b.    Sebagai wujud bentuk aplikasi terpadu berbagai teori pada mata kuliah struktur jembatan, struktur beton, konstruksi beton dan teknologi konstruksi
2.      Manfaat bagi institusi :
a.    Sebagai evaluasi kurikulum yang akan datang.
b.    Sebagai evaluasi pencapaian kegiatan belajar.
3.      Manfaat bagi masyarakat :
a.    Sebagai alternative desain jembatan yang ramah lingkungan.
b.    Sebagai alternative desain jembatan untuk diaplikasikan di lingkungan

3.      Tujuan
      Tujuan dari artikel ini adalah memberikan informasi mengenai pentingnya penerapan teknologi dalam bangunan seperti halnya inovasi pada jembatan Jarik Lurik. Inovasi material yang ramah lingkungan yaitu penggunaan material beton ringan busa kelerak dan tulangan bambu ori laminasi, Inovasi struktur yang kuat seperti penggunaan pengekang pada daerah tekan. Sehingga pemanfaatan material alam akan semakin maksimal sebagai pengganti material yang tidak dapat diperbaruhi.

B.     PENDEKATAN TEORITIK
1.        Peraturan yang dipakai
a.Mengacu pada : RSNI T-02-2005 Rancangan Standar Nasional Indonesia (Standar Pembebanan untuk Jembatan)
b.Mengacu pada : RSNI4-2000 Rancangan Standar Nasional Indonesia
(Standar perencanaan struktur beton untuk jembatan), mencangkup data dan syarat-syarat perencanaan struktur jembatan beton.

2.        Kriteria Perencanaan
      Jembatan beton ringan memiliki skala 1:4 dari jembatan sebenarnya. spesifikasi bahan dan sambungan yang direncanakan sebagai berikut:
a.       Bentang teoritis            :  3,2 meter
b.      Lebar jembatan             :  0,8 meter
c.       Tinggi gelagar               : 0,20 meter
d.        Lebar gelagar                : 0,10 meter
e.         Jumlah gelagar              : 2 buah
f.       Jenis jembatan          : (Deck type girder) jembatan gelagar dengan pelat lantai diletakkan diatas gelagar sebagai konstruksi utama tanpa ikatan angin/ bressing
g.      Lantai jembatan          : lantai jembatan dibuat dari beton ringan dengan campuran busa klerak yang mempunyai masa jenis 1160 kg/cm3, tebal lantai jembatan 5 cm, penulangan pokok plat dari laminasi bambu ori, dan sambungan antara plat lantai dengan gelagar menggunakan plat siku dan baut.
h.    Jumlah segmen                 : 3 segmen
i.      Tumpuan/ perletakan       : Sendi dan roll
j.      Sambungan                      : Plat dan baut
k.    Material gelagar            : Beton ringan dengan campuran busa klerak
Berat jenis                     : 1410 kg/m3
Kuat tekan                    : 12 Mpa
l.      Material plat                 : Beton ringan dengan campuran busa klerak
Berat jenis                     : 1016 kg/m3
Kuat tekan                    : 6,36 Mpa
m.  Material tulangan          : Laminasi bambu ori
Kuat tarik                     : 417 Mpa
Kuat tekan                    : 50 Mpa
n.    Material sengkang        : Bambu ori

3.        Sistem Struktur
Sistem struktur jembatan gelagar ini memiliki dua gelagar memanjang tanpa gelagar melintang atau ikatan angin pada gelagar. Gelagar terbuat dari beton ringan dengan tambahan busa kelerak dan tulangan dari laminasi bambu ori. Sistem struktur jembatan diperkuat dengan penambahan pengekang pada jalur tekan balok gelagar.  Kekuatan Gelagar pada jembatan gelagar adalah konstruksi utama jembatan yang ditumpukan pada perletakan sendi rol (abutment).
Jembatan gelagar dilengkapi pelat lantai yang juga terbuat dari beton ringan dengan sepesifikasi berat jenis yang berbeda dari berat jenis beton ringan pada gelagar. Jembatan gelagar ini merupakan bentuk struktur pracetak sehingga bersifat segmental.

4.        Modelisasi Visual Desain
Modelisasi visual desain bertujuan memudahkan pemahaman terhadap gambar rancangan. Modelisasi pada jembatan JARIK LURIK dilakukan menggunakan visualisasi googel sketch up.

5.        Inovasi Rancangan
a.        Inovasi material
       Inovasi material yang pertama adalah penambahan busa kelerak dalam komposisi beton dapat menimbulkan rongga sehingga berat jenis dari beton dapat berkurang secara singnifikan. Inovasi inilah yang kami tawarkan. Sementara itukekuatan beton dengan penambahan busa klerak masih tinggi.Pembuatan beton ringan busa kelerak seperti pada gambar 3.


b. Tulangan Konvensional
Inovasi material yang kedua yaitu penggunaan tulangan laminasi bambu ori. Pemilihan material bambu ori dikarenakan kuat tarik bambu ori lebih tinggi dibandingkan kuat tarik bambu lainya. Pada tulangan bambu biasa, bagian terlemah adalah bagian ruas bambu. Selain itu bagian bambu yang paling kuat adalah daerah sekitar kulit. Pada bambu laminasi kekuatan lebih tinggi, hal ini dikarenakan ruas bambu tidak dalam satu garis lurus atau dibuat berselang-seling. Seperti pada gambar 4.

c.        Inovasi struktur
Inovasi struktur dari jembatan jarik lurik yaitu penggunaan pengekangCompression Force Path Concept pada jalur tekan. Jika daerah tekan suatu balok dikekang dengan penulangan transversal secara tertutup, maka kuat tekan, momen lentur, dan daktalitas dari beton dapat meningkat dan akan menghasilkan kinerja yang lebih daktail dari struktur pada balok beban ultimit.


d.        Inovasi desain
Inovasi desain jembatan terdapat pada bagian lantai jembatan yang bermotif jarik lurik hal ini sesuai dengan nama jembatan yaitu jarik lurik. Selain itu jembatan jarik lurik mengadopsi unsur budaya nusantara dengan penggunan tiang sandaran gapura bali puputan.


1.        Data lendutan dan berat jembatan teoritis
Lendutan yang terjadi dihitung secara manual dengan alat bantu Ms.Excel karena merupakan struktur sederhana. Beban maksimal yang dikenakan sebesar 500kg berupa beban titik selan beban mati dan beban hidup. Setelah melakukan serangkaian analisa diperoleh data dalam tabel 1 sebagai berikut:
Tabel 1. Data lendutan hasil perhitungan
Berat teoritis jembatan Jarik Lurik terdiri dari berat struktur jembatan, berat ornament jembatan dan berat alat sambung, Berat maksimal yang diijinkan sebesar 475 kg. Sesuai dengan data perencanaan jembatan jarik lurik memiliki berat teoritis seperti pada table 2 berikut:
Tabel 2. Data berta teoritis jembatan Jarik Lurik


7.        Durasi dan Tempat Observasi
Proses pembuatan maket jembatan beton ringan selama kurang lebih 1,5 bulan. Waktu pembuatan dimulai setelah pengumuman peserta lolos  Kompetisi Jembatan Indonesia (KJI) oleh DIKTI tahun 2014. Pembuatan maket dilakukan di Workshop Batu Beton Teknik Sipil Universitas Negeri Malang. Sedangkan tahapan Kompetisi Jembatan Indonesia ke-10 tahun 2014 dilaksanakan di DOME UMM Universitas Muhamadyah Malang .


C.    PEMBAHASAN
       Lendutan riil adalah lendutan yang diperoleh setelah jembatan dibebani sampai beban maksimum. Pada saat pembebanan jembatan diletakkan pada dua tumpuan yang diasumsikan sendi dan rol. Pengujian dilakukan setelah sebelumnya model jembatan dirakit dengan durasi waktu maksimum 120 menit. Pembebanan dilakukan dengan menggunakan Hydraulic Jack (UTM) dengan kapasitas 2 ton. Pembacaan nilai lendutan menggunakan dua buah dial gauge ditempatkan diatas plat lantai sebanyak 2 buah. Dari pengujian yang telah dilaksanakan pada final Kompetisi Jembatan Indonesia ke-10 di UMM diperoleh data dalam tabel 3 sebagai berikut :
Tabel 3. Data lendutan hasil pengujian
Sumber : Data  D’CreMONA TIM KJI 2014

Gambar 9. Gambar Grafik Hubungan Beban dan Lendutan
sumber :Data Tim KJI ke-10  D’CreMONA Tim
      



Berdasarkan hasil pengujian di atas dengan beban terakhir 325 kg dengan lendutan 4,15 mm. Hal ini dikarenakan analisa teoritis elemen gelagar diasumsikan menerus atau tidak segmental, sedangkan pada struktur sebenarnya terdapat sambungan yang menyumbang lendutan terbesar. Selain itu tipe sambungan dengan lubang baut yang dapat terlepas atau tidak monolit dengan gelagar mengakibatkan posisi baut dapat berpindah sehingga lendutan pada jembatan tidak sesuai analisis perencanaan.

D.    KESIMPULAN
Berdasarkan perencanaan dan pengujian  menunjukkan bahwa Jembatan Jarik Lurik mampu menahan beban 320 kg dengan lendutan 4,15 mm. Terdapat perbedaan antara lendutan rencana dengan lendutan rill saat pengujiaan. Hal ini disebabkan adanya perbedaan perlakuan dalam perencanaan dengan pelaksanaan. Lendutan terbesar disumbang oleh keberadaan sambungan pada elemen gelagar jembatan. Sedangkan dalam perencanaan lendutan dihitung tanpa dipengaruhi oleh sambungan. Sementara itu kekuatan beton ringan masih kuat terbukti belum mengalami kerusakan pada saat pengujian.

E. UCAPAN TERIMAKASIH
Kami D’CreMONA tim dari kontingen kategori jembatan beton ringan pejalan kaki dengan nama Jembatan Jarik Lurik mengucapkan terimakasih banyak kepada Bapak Ir. Edi Santoso, M.T., selaku dosen pendamping dalam Kompetisi Jembatan Indonesia ke-10. Ibu Dr. Nindyawati. S.T.,M.T. dan Bapak Drs. Karyadi S.Pd., M.P., M.T., selaku dosen pembimbing yang banyak memberikan masukan yang sangat membangun, dan pihak Universitas Negeri Malang yang telah mendukung baik material dan moral dalam pelaksanaan Kompetisi Jembatan Indonesia 2014.

F.  DAFTAR PUSTAKA
Dewobroto, Wiryanto.2008. Perkembangan Jembatan di Indonesia.(online),
Derektorat Jendral Bina Marga. 1992. Peraturan Perencanaan Teknik Jembatan.
            Jakarta : Direktorat Jendral Cipta Karya.
Kompas.com.2014. Ambruknya Jembatan TIM. (online),
RMOL.com.2012. Menyoroti Pembangunan Infrastruktur Nasional. (online),

Comments

Popular posts from this blog

”Kenyamanan Termal Ruang Terbuka Hijau Di Kota Malang” Studi Kasus Taman Merjosari

APRESIASI DESAIN KARYA ARSITEKTUR ”JHL SOLITAIRE HOTEL Serpong Tangerang”

APRESIASI DESAIN KARYA ARSITEKTUR  ”JHL SOLITAIRE HOTEL Serpong Tangerang” Oleh Moh.Faisal Faris.Magister Arsitektur - Universitas Merdeka Malang A. Pendahuluan Setiap desainer dalam membuat sebuah karya tidak terlepas dari tujuan dan pesan yang ingin disampaikan, baik kepada pengguna atau bahkan penikmat sebuah karya. Tidak terkecuali sebuah hasil karya arsitektur. Apresiasi karya arsitektur merupakan upaya memberikan penghargaan terhadap objek yang dilakukan pengamatan baik sebagian atau menyeluruh. Arsitektur sebagai sebuah sajian bangunan yang dapat menghasilkan kesan dan suasana dapat diapresiasi dengan menggunakan alat indra dari seorang apresiator. Penggunaan alat indra sebagai salah satu media dalam memberikan nilai atau apresiasi tidak dipungkiri memiliki keterbatasan dan subjektifitas yang berbeda-beda satu sama lain. Sehingga perlu adanya alat bantu dalam upaya memberikan apresiasi yang sesuai dan menggambarkan yang mewakili kondisi sebenarnya. Subjektifitas ha...