Skip to main content

”Kenyamanan Termal Ruang Terbuka Hijau Di Kota Malang” Studi Kasus Taman Merjosari



Dasar Permasalahan ”Ruang Terbuka Hijau Di Kota Malang” ”Kenyamanan Termal Ruang Terbuka Hijau Di Kota Malang” Oleh Moh.Faisal Faris.Magister Arsitektur - Universitas Merdeka Malang



Kondisi Keseluruhan
Keseluruhan dari taman kota di atas merupakan salah satu RTH (Ruang Terbuka Hijau) yang masuk kedalam kategori Taman Kota. Keempatnya merupakan taman aktif dimana didalamnya terdapat aktifitas pengunjung dari berbagai kalangan usia, gender, dan tujuan berkunjung yang beragam.
No
Nama RTH Taman Kota
Lokasi
Luas Area (M2)
1.
Taman Singha Merjosari
Jl. Mertojoyo Selatan Kel. Merjosari Kec.Lowokwaru
10.766
2.
Kebun Bibit Mojolangu
Kel.Mojolangu, Kec. Lowokwaru,
16.195
3.
Alun-Alun Merdeka Malang
Jl. Merdeka Selatan, Kel. Kiduldalem, Kec. Klojen
23.970
4.
Taman Slamet
Jl. Taman Slamet No.8, Kel.Gading Kasri, Kec. Klojen
2.857
Permasalahan
            Permasalahan dari taman di kota Malang khususnya adalah Taman Singha Merjosari, Taman Kebun Bibit Mojolangu, Taman Alun-Alun Merdeka, dan Taman Slamet adalah terkait dengan kenyamanan mengingat taman ini masuk kedalam kategori taman aktif, dimana taman aktif adalah taman yang didalamya terdapat aktifitas pengunjung. Dari ke empat taman diatas secara pengamatan taman Singha Merjosari memiliki fasilitas penunjang yang memadahi, disisi lain hal ini menjadi nilai daya tarik masyarakat/pengunjung untuk memanfaatkan fasilitas yang ada namun disisi lain jumlah fasilitas penunjang yang terlalu banyak secara langsung mengurangi luasan area hijau (tanaman). Sehingga ada fenomena yang tampak dari aktifitas pengunjung taman merjosari yang cenderung inteses pada waktu tertentu misalnya pagi dan sore hari. Lebih jelas permasalahan ini dapat dilihat dalam gambar fasilitas di Taman Singha Merjosari sebagai berikut:

==========================================================

PENDAHULUAN

A.        Latar Belakang
Kerusakan lingkungan menjadi salah satu penyebab terjadinya pemanasan global atau Global Warming. Pemanasan global menjadi isu besar yang dialami seluruh dunia terlebih daerah perkotan sebagai penyumbang karbondioksida terbesar. Sehingga diperlukan untuk segera dicarikan solusi penanganan dan pencegahannya. Salah satu solusi untuk menjaga lingkungan yaitu dengan pemenuhan Ruang Terbuka Hijau (RTH).
Pemenuhan Ruang Terbuka Hijau diatur Pemerintah melalui Undang-Undang RI Nomor 26 Tahun 2007 tentang penataan ruang menyatakan “Proporsi Ruang terbuka Hijau (RTH) paling sedikit 30% dari luas wilayah kota”. Dimana sesuai dengan Peraturan mentri pekerjaan umum Nomor:05/PRT/M/2008 tentang pedoman penyediaan dan pemanfaatan ruang terbuka hijau didalamnya dinyatakan “RTH publik sebesar 20% dari total Ruang terbuka hijau perkotaan”. Hal ini menjadi dasar pemenuhan kebutuhan RTH di kawasan perkotaan, tidak terkecuali kota Malang.
Kota Malang sebagai upaya dalam berperan menjaga lingkungan yaitu salah satunya melalui penyediaan  Ruang Terbuka Hijau. selain itu keberadaan RTH juga representatif sebagai sarana rekreasi warga masyarakat. Salah satu RTH publik di kota Malang yang ramai dikunjungi masyarakat adalah RTH Taman Singha Merjosari.
Taman Singha Merjosari masuk kedalam kategori taman aktif, didalamnya terdapat beraneka ragam spot outdor gym, jogging track, plasa, gazebo, kursi taman, dan area bermain anak. Letaknya yang strategis dan fasilitas pendukung yang lengkap menjadi alas RTH Taman Singha Merjosari menjadi pilihan masyarakat kota Malang sebagai sarana rekreasi dan berolahraga terutaman di hari libur. Fenomena yang ada intensitas pengunjung RTH yang tinggi ada pada waktu tertentu seperti pagi dan sore hari. Hal ini berkaitan dengan kenyamanan termal yang dirasakan oleh pengunjung apabila beraktifitas siang hari. Sehingga perlu dilakukan penelitian terkait kenyamanan termal pada RTH publik Taman Singha Merjosari.

B.        Tujuan dan Manfaat
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetauhi tingkat kenyamanan termal pada RTH publik yaitu Taman Singha Merjosari dengan menggunakan Indeks Kenyamanan THI dan persepsi masyarakat terhadap kenyaman RTH Taman Singha Merjosari.
Manfaat dari penelitian ini adalah untuk memberikan kontribusi kepada pemerintah daerah kota Malang khususnya Dinas terkait yang mengelola taman kota dalam hal ini taman Singha Merjosari. Selain itu hasil penelitian ini akan menjadi rujukan study literature oleh kalangan akademisi.

C.        Batasan Masalah

Perlu adanya pembatasan dalam penelitian ini sehingga diperoleh hasil yang sesuai, Hal yang perlu dibatasi sebagai berikut :
Lokasi objek penelitian       : Taman Singha Merjosari
Indeks kenyamanan           : THI (Thermal Humidity Index)
Periode pengamatan          : Pagi (05:30-08:30) Siang (10:30-13:30) Sore (15:00-18:00)
Ruang Terbuka Hijau          : Ruang terbuka hijau adalah area memanjang/jalur dan/atau mengelompok, yang penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh secara alamiah maupun yang sengaja ditanam.
Taman aktif                           : Taman yang didalamnya dibangun suatu kegiatan dan fasilitas taman dimanfaatkan oleh pengunjung secara aktif.
Kenyamana termal              : Kondisi termal yang dirasakan manusia terkait kondisi lingkungan dan benda disekitar sehingga menimbulkan kepuasan diri manusia.
Kelembaban Relatif             : Jumlah uap air yang terkandung dalan udara.
Suhu                                    : Suatu besaran yang menunjukan derajat panas.

KAJIAN TEORI

A.        Teori Ruang Terbuka Hijau
Ruang terbuka hijau berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 dalam pasal 1 ayat 31 Ruang Terbuka Hijau atau RTH adalah area memanjang/jalur dan/atau mengelompok, yang penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh secara alami maupun sengaja ditanam. Ruang Terbuka hijau Kawasan Perkotaan yang selanjutnya disingkat RTHKP adalah bagian dari ruang terbuka suatu kawasan perkotaan yang diisi oleh tumbuhan dan tanaman guna mendukung manfaat ekologi, social, budaya, ekonomi, dan estetika hal ini sesuai dengan Peraturan Mentri dalam negeri No.1 Tahun 2007 pada pasal 1 ayat 2.
Jenis RTH Kawasan perkotaan di bedakan menjadi : Taman Kota, taman wisata alam, taman rekreasi, taman lingkungan perumahan dan permukiman, taman lingkungan perkantoran dan gedung komersil, taman hutan raya, hutan kota, hutan lindung, bentang alam, cagar alam, kebun raya, kebun binatang, pemakaman umum, lapangan olahraga, lapangan upacara, parker terbuka, lahan pertanian perkotaan, jalur dibawah (SUTET dan SUTT), sempadan (sungai,Pantai, Bangunan, Situ dan Rawa), kawasan jalur hijau, daerah penyangga, lapangan udara, dan taman atap (Roof Garden).
Porporsi minimal ruang terbuka hijau disetiap wilayah adalah 30% dari luas wilayah kota. RTH dibedakan menjadi dua berdasarkan sifatnya yaitu ruang terbuka hijau privat dan ruang terbuka hijau publik. Dimana 20% dari luas RTH adalah RTH yang bersifat publik.
B.        Teori Kenyaman Termal
Peningkatan suhu udara mempengaruhi terhadap kenyamanan termal bagi populasi yang tinggal atau menepati suatu wilayah tertentu. Salah satu metode yang dapat dilakukan untuk mengkaji tingkat kenyamaan suatu wilayah RTH adalah metode Temperature Humidity Index (THI). Metode Ini menghasilkan suatu indeks kenyamanan manusia berdasarkan unsur suhu dan kelembapan udara.

METODE PENELITIAN

A.        Variabel Penelitian
Variabel penelitian meliputi variabel bebas dan variable terikat. Variabel bebas dalam hal ini yaitu presepsi pengunjung terhadap kenyamanan termal di taman singha merjosari. Variabel terikat adalah kelembapan udara dan suhu.
B.        Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian adalah taman Singha Merjosari yang terletak di Jl. Mertojoyo Selatan Blok No.20 Kelurahan Merjosari Kecamatan Lowokwaru Kota Malang. Waktu penelitian adalah Pagi (05:30-08:30) Siang (10:30-13:30) Sore (15:00-18:00).
C.        Teknik Pengambilan Data
Pengambilan data suhu udara didasarkan hasil observasi lapangan dengan menggunakan alat ukur suhu udara dan kelembapan udara diukur menggunakan alat termohygrometer digital. Sedangkan data persepsi pengunjung diambil menggunakan teknik menyebarkan kuisioner kepada para penggunjung.

DAFTAR PUSTAKA
Efendy, Sobri. 2014. Kaitan Ruang Terbuka Hijau dengan Kenyaman Termal Perkotaan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Undang – Undang Republik Indonesia  Nomor 26 Tahun 2007. Tentang Penataan Ruang. Jakarta.
Peraturan Mentri Dalam Negeri  Nomor 1Tahun 2007. Tentang Penataan Ruang Terbuka Hijau Perkotaan. Jakarta.
PenataanRuang.com.  2013. Ruang Terbuka Hijau. (Online) http://www.penataanruang.com/penataan-ruang1.html  (Diakses: 26 Januari 2019).
Googel.com. Gambar Taman Kota Malang , Taman Singha Merjosari (Online) http://www.googel/gambar.com   (Diakses: 26 Januari 2019).

Comments

Popular posts from this blog

APRESIASI DESAIN KARYA ARSITEKTUR ”JHL SOLITAIRE HOTEL Serpong Tangerang”

APRESIASI DESAIN KARYA ARSITEKTUR  ”JHL SOLITAIRE HOTEL Serpong Tangerang” Oleh Moh.Faisal Faris.Magister Arsitektur - Universitas Merdeka Malang A. Pendahuluan Setiap desainer dalam membuat sebuah karya tidak terlepas dari tujuan dan pesan yang ingin disampaikan, baik kepada pengguna atau bahkan penikmat sebuah karya. Tidak terkecuali sebuah hasil karya arsitektur. Apresiasi karya arsitektur merupakan upaya memberikan penghargaan terhadap objek yang dilakukan pengamatan baik sebagian atau menyeluruh. Arsitektur sebagai sebuah sajian bangunan yang dapat menghasilkan kesan dan suasana dapat diapresiasi dengan menggunakan alat indra dari seorang apresiator. Penggunaan alat indra sebagai salah satu media dalam memberikan nilai atau apresiasi tidak dipungkiri memiliki keterbatasan dan subjektifitas yang berbeda-beda satu sama lain. Sehingga perlu adanya alat bantu dalam upaya memberikan apresiasi yang sesuai dan menggambarkan yang mewakili kondisi sebenarnya. Subjektifitas ha...

JEMBATAN JARIK LURIK (Jembatan Awet Ringan Kokoh Laminasi Bambu Ori Kekang)

JEMBATAN JARIK LURIK (Jembatan Awet Ringan Kokoh Laminasi Bambu Ori Kekang) Moh.F a isal Fa ris 1 , Azwar Pahmi 2 , Arswendy Primadianto 3 , Yogie Ervanata 4 dan Dody Surya Laksana 5 1,2,3,4,5 Jurusan Teknik Sipil, Universitas Negeri Malang, Jl.Semarang 5 Malang ABSTRAK Jembatan adalah suatu konstruksi yang dibuat untuk menghubungkan jalur transportasi yang terputus akibat adanya suatu rintangan. Salah satu jenis jembatan adalah jembatan beton. Jembatan Jarik Lurik adalah jembatan beton  ringan untuk pejalan kaki. Tipe Deck type girder jembatan gelagar dengan pelat lantai diletakkan diatas gelagar sebagai konstruksi utama . Jembatan Jarik Lurik juga ramah lingkungan dengan bahan tambahan busa klerak, tulangan laminasi bambu ori dan desain yang berwawasan budaya nasional. Pengekang pada balok gelagar area jalur tekan (confaimen) yaitu model perlakuan kusus untuk beton dengan fc yang rendah. Penambahan pengekan dapat merubah pola keruntuhan pada balok gelagar....