Skip to main content

BARING SITU (Baja Ringan Komposit Kayu) SEBAGAI ALTERNATIF STRUKTUR ATAP PADA BANGUNAN


BARING SITU (Baja Ringan Komposit Kayu)

Oleh : Moh. Faisal Faris, Dwi Yuli Anggara, dan Yuli Ftria
(Universitas Negeri Malang) - PKM GT

RINGKASAN

Saat ini ilmu konstruksi di belahan dunia terus semakin berkembang. Berkembangnya ilmu konstruksi ini seiring  dengan permintaan kebutuhan teknologi konstruksi yang menuntut suatu desain yang lebih aman, ekonomis serta memiliki tingkat keawetan yang lebih tahan lama. Baja ringan merupakan salah satu hasil dari berkembangnya ilmu konstruksi. Baja ringan adalah komponen struktur baja dari lembaran atau plat baja kemudian didesain dengan komputerisasi oleh tenaga ahli dan dipabrikasi dengan menggunakan mesin.
Akan tetapi pada kenyataannya penggunaan baja ringan sebagai struktur rangka atap pada bangunan ini banyak mengalami kegagalan struktur sehingga membuat atap bangunan menjadi rubuh. Kegagalan struktur ini sebagian besar dikarenakan kesalahan analisi yaitu perencanaan dan perhitungan baja ringan yang disamakan dengan baja konvensional.
Profil baja ringan (cold form steel) adalah jenis profil baja yang memiliki dimensi ketebalan relatif tipis dengan raiso dimensi lebar setiap elemen profil terhadap tebalnya sangat besar. Karena rasio dimensi lebar terhadap tebal profil besar sehingga sering sekali profil baja mengalami tekuk sebelum mancapai batas maksimum kekuatannya
Saat ini masyarakat banyak yang meninggalkan kayu dan beralih menggunakan bahan baja ringan sebagai pengganti struktur atap pada bangunan rumah. Harga kayu yang relatif mahal banyak yang membuat masyarakat beralih pada baja ringan. Akan tetapi akhir-akhir ini banyak insiden tentang rubuh atau ambruknya atap bangunan di beberapa lokasi proyek, baik untuk bangunan rumah tinggal, rumah sakit, sekolah maupun perkantoran yang menggunakan baja ringan sebagai struktur rangka atap bangunan.
Untuk mengatasi rusaknya struktur rangka atap baja ringan pada bangunan adalah dengan diterapkannya BARING SITU (Baja Ringan Komposit Kayu) sebagai solusi rusaknya struktur rangka atap baja ringan pada bangunan. BARING SITU (Baja Ringan Komposit Kayu) merupakan modifikasi baja ringan dengan penambahan kayu di dalamnya.
BARING SITU dapat diimplementasikan dalam konstruksi bangunan sebagai alternatif struktur rangka atap pada suatu bangunan. Selain itu dengan adanya penambahan material kayu pada baja ringan diharapkan memiliki nilai kekuatan yang lebih pada struktur rangka atap sehingga mengurangi dampak robohnya atap dikarenakan beban berlebih pada  rangka atap bangunan.

Kata Kunci: Baja Ringan, Kayu, Komposit



BAB I PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Saat ini ilmu konstruksi di belahan dunia terus semakin berkembang. Berkembangnya ilmu konstruksi ini seiring  dengan permintaan kebutuhan teknologi konstruksi yang menuntut suatu desain yang lebih aman, ekonomis serta memiliki tingkat keawetan yang lebih tahan lama. Baja ringan merupakan salah satu hasil dari berkembangnya ilmu konstruksi. Marbun (2013) menyebutkan Baja ringan (cold formed steel) sebagai elemen struktur telah mulai diminati dewasa ini. Hasil riset yg cukup intensif terhadap perilaku baja ringan yang telah dituangkan di dalam design code di berbagai negara seperti Australia Standard (AS/NZS), American Iron and Steel Institute (AISI), British Standard (BS code) dan Eurocode telah meningkatkan kredibilitas baja ringan sebagai elemen struktur yang sama dengan baja biasa (hot-rolled steel) dan beton bertulang. Baja ringan adalah komponen struktur baja dari lembaran atau plat baja kemudian didesain dengan komputerisasi oleh tenaga ahli dan dipabrikasi dengan menggunakan mesin.
Akan tetapi pada kenyataannya penggunaan baja ringan sebagai struktur rangka atap pada bangunan ini banyak mengalami kegagalan struktur sehingga membuat atap bangunan menjadi rubuh. Kegagalan struktur ini sebagian besar dikarenakan kesalahan analisi yaitu perencanaan dan perhitungan baja ringan yang disamakan dengan baja konvensional.
Dilapangan sering dijumpai konstruksi atap ringan yang dipasangkan dengan genteng keramik ataupun genteng beton yang memiliki berat sendirinya cukup besar. Padahal baja ringan akan lebih aman apabila menggunakan genteng metal yang mempunyai berat sendiri lebih ringan. Beban berlebih ini akan memicu kegagalan struktur rangka atap baja ringan.
Marbun (2013) menyebutkan Profil baja ringan (cold form steel) adalah jenis profil baja yang memiliki dimensi ketebalan relatif tipis dengan raiso dimensi lebar setiap elemen profil terhadap tebalnya sangat besar. Karena rasio dimensi lebar terhadap tebal profil besar sehingga sering sekali profil baja mengalami tekuk sebelum mancapai batas maksimum kekuatannya.
Untuk mengurangi faktor tekuk tersebut maka kami memiliki inovasi yaitu BARING SITU Baja Ringan Komposit Kayu. Dikarenakan material kayu memiliki kekuatan menahan beban tekan yang lebih baik. Selain itu kayu merupakan bahan alam yang mudah didapatkan serta telah banyak digunakan masyarakat di Indonesia. Diharapkan kombinasi baja ringan komposit kayu dapat menjadi alternatif mengatasi masalah kegagalan struktur baja ringan yang sering terjadi.

1.2  Tujuan Gagasan
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut maka tujuan dari gagasan penulisan ini adalah :
1)      Memberikan desain Baja Ringan Komposit Kayu (BARING SITU) dan gambaran tentang strategi dalam penggunaannya untuk mengurangi dampak kerusakan (rubuh) struktur atap.
2)      Dengan diimplementasikan gagasan ini diharapkan membawa dampak yang lebih baik dalam mengatasi permasalah kerusakan atau robohnya struktur atap baja ringan pada suatu bangunan.
3)      Meningkatkan nilai guna dan keawetan material kayu dalam konstruksi bangunan.

1.3  Manfaat Gagasan
Manfaat yang akan diperoleh apabila menerapkan program ini adalah masyarakat ataupun pelaksana konstruksi memiliki banyak alternatif pilihan dalam membangun struktur rangka atap yang lebih aman, kuat, dan mempunyai tingkat keawetan yang baik pada bangunan. Bagi mahasiswa atau kalangan akademisi bermanfaat untuk memicu penelitian lebih lanjut mengenai baja ringan komposit kayu yang aplikatif dan berwawasan lingkungan.

BAB II GAGASAN TERTULIS
2.1  Kondisi Kekinian
Saat ini masyarakat banyak yang meninggalkan kayu dan beralih menggunakan bahan baja ringan sebagai pengganti struktur atap pada bangunan rumah. Harga kayu yang relatif mahal banyak yang membuat masyarakat beralih pada baja ringan. Akan tetapi akhir-akhir ini banyak insiden tentang rubuh atau ambruknya atap bangunan di beberapa lokasi proyek, baik untuk bangunan rumah tinggal, rumah sakit, sekolah maupun perkantoran yang menggunakan baja ringan sebagai struktur rangka atap bangunan.
Sebagai salah satu kasus adalah ambruknya atap rumah sakit KMC Luragung di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Bangunan rumah sakit KMC Luragung yang menggunakan baja ringan sebagai struktur rangka atapnya. ( Fajarnews.com, 2015) Meski rangka atap terbuat dari baja ringan namun ternyata rangka yang dibangun tidak kuat menahan beban yang diterimanya. Akibatnya tiga perawat rumah sakit mengalami luka akibat tertimpa bangunan.
Selain kasus yang terjadi di rumah sakit KMC Luragung di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, kasus rubuhnya atap juga terjadi pada gedung SD di Probolinggo. Di kutip dari Liputan6.com 2015 “Atap ruang kelas IV SDN Jangor, Kecamatan Sumberasih, Probolinggo, Jawa Timur, tiba-tiba ambruk. Saat itu sekitar 20 murid sedang belajar, tiba-tiba terdengar suara sesuatu yang akan runtuh. Guru dan para murid yang berada di dalam pun panik.”




          Pada saat kejadian para murid sedang mengikuti ulangan di ruang kelas, akan tetapi beberapa menit kemudian tiba-tiba atap kelas ambruk tanpa ada tanda-tanda bahwa akan ambruk. Akibatnya penghuni kelas yang berada di lokasi menderita luka-luka. 8 murid SDN Jangor dilarikan ke puskesmas dan 5 diantaranya hingga di rawat di ruang unit gawat darurat. Selain beberapa kasus yang telah disebutkan diatas apabila ingin menelisik lebih banyak akan ditemui beberapa kasus-kasus yang serupa yang mana terjadi rusak atau ambruknya atap bangunan. Rusaknya atap bangunan ini mengakibatkan banyak kerugian baik materi maupun mental pada korban.


2.1  Solusi yang Ditawarkan
Untuk mengatasi rusaknya struktur rangka atap baja ringan pada bangunan adalah dengan diterapkannya BARING SITU (Baja Ringan Komposit Kayu) sebagai solusi rusaknya struktur rangka atap baja ringan pada bangunan. BARING SITU (Baja Ringan Komposit Kayu) merupakan modifikasi baja ringan dengan penambahan kayu di dalamnya.




Penambahan kayu pada baja ringan dimaksudkan untuk menambah kekuatan pada baja ringan. Kayu memiliki kuat lentur yang baik sedangkan lemah terhadap tarik. Sedangkan baja memiliki kekuatan tarik yang baik sedangkan lemah terhadap lentur. Dengan adanya penambahan kayu pada baja ringan ini diharapkan dapat menambah daya kekuatan dari baja ringan itu sendiri, baik dari segi kuat lentur maupun kuat tariknya dikarenakan kombinasi dari baja dan kayu tersebut.
Penggunaan material komponen BARING SITU yaitu Baja Ringan dan Kayu. Kayu digunakan sebagai filler atau pengisi dari profil canal kait pada baja ringan. Penggunaan material kayu dipilih karena memiliki keuntungan sebagai berikut: a) Material kayu ramah lingkungan, b) Material kayu mudah diperoleh, c) Material kayu mudah dibentuk, dan d) Material kayu memiliki nilai ekonomis yang tinggi.

2.1  Perbaikan dari Solusi yang Ditawarkan
Perbaikan yang diharapkan dengan adanya BARING SITU, adalah
1.      Dapat mengurangi jumlah kerusakan yang disebabkan rubuhnya rangka atap pada bangunan
2.      Warga tidak cemas dengan menggunakan atap baja ringan
3.      Meningkatkan nilai guna dan keawetan material kayu dalam bangunan.

2.2  Pihak-Pihak yang Dipertimbangkan
Pihak-pihak yang terkait dalam gagasan ini diataranya sebagai berikut :
1.      Para kontraktor ataupun perencana dalam dunia konstruksi.
2.      Masyarakat sebagai pihak yang dilibatkan untuk menerapkan konsep BARING SITU.
3.      Pemerintah sebagai pejabat pembuat kebijakan agar menciptakan kebijakan berkaitan dengan implementasi konsep BARING SITU.

2.3  Langkah Strategis
Langkah strategis untuk mengimplementasikan gagasan yaitu melalui pemahaman konsep rancangan BARING SITU Baja Ringan Komposit Kayu yang aplikatif dan ramah lingkungan kepada seluruk pihak yang berkepentingan. Pemberian pemahamaan kepada calon pengguna yang menerapkan konsep dari gagasan ini. Melakukan tindak lanjut dari gagasan ini dengan riset yang memperhatikan banyak aspek dalam penerapan BARING SITU.




BAB III KESIMPULAN
3.1  Gagasan yang Diajukan
BARING SITU (Baja Ringan Komposit Kayu) Sebagai Alternatif Struktur Atap Pada Bangunan. Baja ringan komposit kayu adalah sebuah gagasan yang diharapkan dapat menambah kekuatan dari struktur baja ringan pada rangka atap.

3.2  Teknik Implementasi
Untuk mengimplementasikan BARING SITU, ada beberapa tahap yang harus dilalui, berikut tahap-tahap dalam mengimplementasikan BARING SITU :
1.      Perencanaan
Tahap awal yang harus dilakukan adalam merencanakan desain BARING ITU dan menentukan bahan-bahan yang akan digunakan. Ukuran serta jenis dari baja ringan atau kayu yang akan di gunakan. Kemudian membuat desain sambungan BARING SITU agar membentuk satu frame yang utuh.
2.      Uji Coba
Setelah melakukan perencanaan yang matang, kemudian di buat model baja ringan komposit kayu yang selanjutnya di uji cobakan baik dari segi kekuatan serta keamanan ditinjau dari ketentuan peraturan konstruksi.
3.      Evaluasi
Dari uji coba tersebut maka akan dihasilkan data, yang mana data tersebut dievaluasi dan apa saja yang perlu diperbaiki dalam desain.
4.      Implementasi
Setelah desain diperbaiki dan hasil sesuai dengan yang diharapkan selanjutnya siap untuk diimplementasikan secara menyeluruh pada konstruksi bangunan.

3.3  Prediksi Hasil yang Diperoleh
BARING SITU dapat diimplementasikan dalam konstruksi bangunan sebagai alternatif struktur rangka atap pada suatu bangunan. Selain itu dengan adanya penambahan material kayu pada baja ringan diharapkan memiliki nilai kekuatan yang lebih pada struktur rangka atap sehingga mengurangi dampak robohnya atap dikarenakan beban berlebih pada  rangka atap bangunan.
Pemanfaatan material kayu akan lebih terjaga, sehingga mampu meningkatkan nilai guna dari material kayu. Bahkan tidak menutup kemungkinan untuk dikembangkan lebih lanjut dengan material limbah kayu sebagai pengisi komposit baja ringan. BARING SITU berpotensi menjadi pilihan utama, untuk diterapkan secara masal pada bangunan yang menggunakan rangka atap baja ringan.



DAFTAR PUSTAKA
Beritametro.co.id. 2015. Atap Kelas SD Jangur Probolinggo Ambruk. (online) (http://m.beritametro.co.id/peristiwa/atap-kelas-sd-jangur-probolinggo-ambruk), diakses 23 Februari 2016
Fajarnews.com . 2015. Atap Rumah Sakit KMC Luragung Kabupaten Kuningan Runtuh, (online)(http://news.fajarnews.com/read/2015/11/21/6697/atap.rumah.sakit.kmc.luragung.kabupaten.kuningan.runtuh), di akses 23 Februari 2016
Marbun, Riwanto. 2014. Kajian Perbandingan Tekuk Kolom Baja Ringan Secara Numerik  dan Peraturan. Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.
News.liputan6.com. 2015. Gedung SD di Probolinggo Ambruk 8 Pelajar Terluka. (online) (http://news.liputan6.com/read/2218527/gedung-sd-di-probolinggo-ambruk-8-pelajar-terluka), diakses 23 Februari 2016 

Comments

Popular posts from this blog

”Kenyamanan Termal Ruang Terbuka Hijau Di Kota Malang” Studi Kasus Taman Merjosari

APRESIASI DESAIN KARYA ARSITEKTUR ”JHL SOLITAIRE HOTEL Serpong Tangerang”

APRESIASI DESAIN KARYA ARSITEKTUR  ”JHL SOLITAIRE HOTEL Serpong Tangerang” Oleh Moh.Faisal Faris.Magister Arsitektur - Universitas Merdeka Malang A. Pendahuluan Setiap desainer dalam membuat sebuah karya tidak terlepas dari tujuan dan pesan yang ingin disampaikan, baik kepada pengguna atau bahkan penikmat sebuah karya. Tidak terkecuali sebuah hasil karya arsitektur. Apresiasi karya arsitektur merupakan upaya memberikan penghargaan terhadap objek yang dilakukan pengamatan baik sebagian atau menyeluruh. Arsitektur sebagai sebuah sajian bangunan yang dapat menghasilkan kesan dan suasana dapat diapresiasi dengan menggunakan alat indra dari seorang apresiator. Penggunaan alat indra sebagai salah satu media dalam memberikan nilai atau apresiasi tidak dipungkiri memiliki keterbatasan dan subjektifitas yang berbeda-beda satu sama lain. Sehingga perlu adanya alat bantu dalam upaya memberikan apresiasi yang sesuai dan menggambarkan yang mewakili kondisi sebenarnya. Subjektifitas ha...

JEMBATAN JARIK LURIK (Jembatan Awet Ringan Kokoh Laminasi Bambu Ori Kekang)

JEMBATAN JARIK LURIK (Jembatan Awet Ringan Kokoh Laminasi Bambu Ori Kekang) Moh.F a isal Fa ris 1 , Azwar Pahmi 2 , Arswendy Primadianto 3 , Yogie Ervanata 4 dan Dody Surya Laksana 5 1,2,3,4,5 Jurusan Teknik Sipil, Universitas Negeri Malang, Jl.Semarang 5 Malang ABSTRAK Jembatan adalah suatu konstruksi yang dibuat untuk menghubungkan jalur transportasi yang terputus akibat adanya suatu rintangan. Salah satu jenis jembatan adalah jembatan beton. Jembatan Jarik Lurik adalah jembatan beton  ringan untuk pejalan kaki. Tipe Deck type girder jembatan gelagar dengan pelat lantai diletakkan diatas gelagar sebagai konstruksi utama . Jembatan Jarik Lurik juga ramah lingkungan dengan bahan tambahan busa klerak, tulangan laminasi bambu ori dan desain yang berwawasan budaya nasional. Pengekang pada balok gelagar area jalur tekan (confaimen) yaitu model perlakuan kusus untuk beton dengan fc yang rendah. Penambahan pengekan dapat merubah pola keruntuhan pada balok gelagar....